Kamis, 12 November 2009

IS IT WRONG???

Ada dorongan yang sangat kuat, ketika seorang sahabat menanggapi notes aQ sebelum ini dengan memintaku mengangkat topik tentang "menyebarkan kabar bohong, fitnah, gosip, being queen of drama queen sampai mengakibatkan antar orang jadi saling curiga & eneg"

Menanggapi permintaannya, hal pertama yang terlintas dalam benakku adalah, "It's a human bad habit"
Ada orang yang terbiasa 'membicarakan orang lain' , ada orang yang terbiasa 'menambahi cerita orang lain', ada orang yang 'suka mengadu domba' ...
Entah apa maksud dan tujuannya tapi orang seperti itu keberadaannya jelas nyata dalam kehidupan kita sehari-hari. Dan bagaimanakah kita harus menghadapinya?

Deb mengaku, Deb seringkali melakukan hal-hal yang jahat di mata Tuhan. Deb juga terkadang jatuh dalam dosa-dosa yang Deb sebut di atas. Being queen of drama queen???
Bukankah setiap orang di dunia ini punya 'hasrat ingin jadi yang terbaik'? Ingin diperhatikan? Ingin menjadi pusat perhatian?
Adalah manusia yang sangat munafik yang mengatakan dia tidak ingin menjadi pusat perhatian. Namun latar belakang dan kesempatan serta kondisi lingkungan kemudian membentuk karakter seseorang. Banyak orang yang suka disanjung dan dikenal oleh semua orang tapi telah berhasil mengendalikan dirinya dari egonya tersebut.

Nah, banyak pula orang yang ga berhasil mengendalikan egonya sehingga ia mengabaikan orang-orang di sekitarnya, ia seperti memiliki dunia sendiri, pikirannya terbentuk karena kekerasan hatinya ingin menjadi apa yang ia inginkan meski lingkungannya menolak dan ga mengakui eksistensinya dengan kepribdiannya yang 'hebat' itu. Ia menghalalkan segala cara bahkan mengabaikan orang-orang yang akan terluka dengan sikapnya,,,

Orang-orang yang seperti ini adalah bagian dari orang-orang yang 'membutuhkan' kasih :)
Orang-orang yang seperti ini adalah orang-orang yang juga dikasihi Tuhan.
Mereka merasa sudah 'dekat' dengan Tuhan, bahkan mereka terlalu 'GR' mengatakan bahwa hubungannya begitu intim dengan Bapa.

sedikit cerita,
Aku pernah berada di posisi yang sama, sampai seorang sahabat mengingatkanku bahwa sesungguhnya aQ tidak mengenal Yesus.
Tapi ga hanya sampai d situ aja, aQ yang masih 'bebal' selalu berusaha membenarkan pemikiranku, sikapku, dan aQ tetap menjadi seorang 'pembohong'
Sampai pada titik, aQ lelah dengan semua itu, aQ muak bahkan dengan diriku yang penuh kepalsuan, saat itu aQ berserah dan aQ meminta Yesus yang menurut orang belum aku kenal masuk ke dalam hatiku. Menyelidiki hatiku...

Sungguh suatu pergumulan yang berat ketika kita harus bisa mengalahkan keinginan daging , teman..
Orang2 yang masih merasa dia adalah pusat perhatian justru orang-orang yang membutuhkan perhatian, karena sikapnya itu tercermin oleh hasratnya yang haus akan kasih sayang.
Biasanya mereka akan berdusta untuk tetap exist dan dianggap oleh orang-orang d sekitarnya, mereka jg akan mengabaikan nilai pertemanan dan persahabatan demi eksistensinya di mata dunia sekitarnya, ^__^

Serba salah memang, jika memberi perhatian ia akan merasa di awan-awan, jika diabaikan, dia akan menyimpan kekecewaan dan menjadikannya energi tambahan untuk semakin eksis di mata temen-temen lain...
aQ cm bisa berdoa wat teman, sahabat dan diriku sendiri untuk segera dan selalu menyadari bahwa sesungguhnya Yesus slalu memperhatikan kita, kita adalah 'pusat perhatianNya'
Aku cuma bisa berdoa untuk orang-orang yang masih tenggelam dalam dunia yang mereka inginkan, yang masih merasa Yesus belum cukup dan yang belum mengenal Yesus yang sesungguhnya. Karena bagian Tuhan memperbaiki hati mereka...seperti Tuhan memperbaiki dan merenovasi hatiku :)
proses emang selalu menyakitkan, ga hanya menyakiti diri sendiri tapi juga orang-orang di sekitar kita...
Butuh kesabaran dari segala penjuru untuk meruntuhkan tembok kekerasan hati...

Aku tetap bercermin sama kejadian dimana Tuhan Yesus menyuruh orang yang merasa ga berdosa melempari seorang perempuan penzinah, dan aQ ga mau menjadi orang yang lebih berdosa karena merasa tak berdosa. Lebih baik diam dan bercermin...

Jlu

0 komentar: