Minggu, 14 Maret 2010

GITU AJA KOK REPOT....

Tadi pagi , dengan sengaja Mikha nyamperin YMku dengan hasil pembicaraannya bersama seorang temannya (kebanyakan kata 'nya')
Isi pembicaraannya menyenggol kebiasaan 'mengeluh'ku dulu dengan karakter 'melankolik' yang aQ sandang. Well...ga usah munafik, setiap kita pasti pernah mengeluh. Meski ga sesering aQ dulu :))

Akhir-akhir ini, banyak temen-temen bertanya sama aku, kenapa aku terlihat seperti ga pernah bersedih (pertanyaan ini sudah sering aku temukan). Karena Mikha menyinggung sisi 'karakter', aku jadi tertarik dengan satu prinsip yang terlihat pada sisi luar diriku. Yah...di luar aku terlihat 'cuis - cuek is the best', tp sebenernya aku melankolik abiss. Tapi hanya 'kalangan tertentu' yang tau betapa melankoliknya aku... Terutama yang dekat dan yang sering baca blog aku :D

Namun, tepatnya 3 malam yang lalu...aQ iseng-iseng buka buku harianku. Aku seperti menemukan diriku yang sebenarnya. Yang tegar, penuh tawa, diriku yang menjadi diriku sebelum kejadian-kejadian pahit kualami. Well...bukan alasan baru tentang semua kejadian-kejadian pahit, yang jelas aku masih labil ketika aku masih belum bisa mengendalikan emosiku.
Debby yang dulu adalah Debby yang memandang masalah bukan sebagai masalah. Bisa dibilang hampir ga pernah memikirkan apapun (ini bukan karena aQ baca tulisan yang disaranin Mikha utk aQ baca lho)
Masih ingat dengan tulisan-tulisanku di blog pertamaku yang sepertinya udah aQ hapus..
Aku pernah cerita tentang bagaimana Debby kecil memandang masalah-masalah dan orang-orang dewasa di sekitarnya. Bagaimana ia bisa dengan santai bilang 'Yesus, Engkau tau masalahku kan? Jadi bertindaklah sesuai kehendakMu...'

Hari ini aQ mau bagikan, sekaligus untuk membantuku SELALU mengingat ini setiap kali aku merasa begitu lelah dengan setiap pergumulan-demi pergumulan. Aku ingin teman dan semua sahabat termasuk diriku yang sedang dalam pergumulan mengingat bahwa IMAN timbul dari pendengaran dan IMAN diwujudkan dalam PERKATAAN dan TINDAKAN. Bagaimana kita percaya Yesus tapi kita ga percaya IA SANGGUP? Bagaimana kita bisa percaya Yesus jika stiap masalah mengendalikan kehidupan dan sukacita kita?

'Gitu aja kok repot', kata almarhum Gusdur. Kata-kata itu tepat sekali menusuk hatiku saat Yesus menyelesaikan masalah demi masalah dalam hidupku lho. Kita selalu aja repot mikirin cara dan setiap masalah sampai penyakit bersarang di tubuh kita. Padahal Yesus yang mempersiapkan solusi untuk masalah-masalah itu ga memaksa kita berfikir sekeras itu. Ia tahu batasan kita, temans....

Hari ini mari berfikir 'simple' dan ga menyusahkan diri sendiri dengan semua masalah kita. Ga berarti kita juga ga berusaha, tp ga 'memaksakan diri'. Karena sekuat apapun kita berusaha, jka Tuhan berkata TIDAK, mau bilang apa? GITU AJA KOK REPOT :))

3 komentar:

ravimalekinth mengatakan...

Nah ini biar ngga lupa lagi. Melankolis, koleris, sanguin, phlegmatis itu termasuk temperamen.

karakter, temperamen, dan kepribadian beda sih sebenarnya. Nah supaya gampang bedainnya:

1. Kepribadian ibarat baju,

2. Temperamen ibarat badan,

3. Karakter ibarat hati.

Karakter baru kelihatan saat ada masalah datang bertubi-tubi.

Masalah-masalah itu anggap saja panah. Panah itu merobek baju (kepribadian) dan badan (temperamen) kita, sampai yang terbuka & terlihat itu hanyalah hati (karakter kita).

Di saat itulah karakter kita yang bertindak menghadapi masalah, bukan lagi kepribadian & temperamen :D

(bahasa ku tidak terlalu abstrak kan? Gitu aja kok repot.... hahahahaha :P )

METAMORPHOSIS mengatakan...

jdi belum tentu apa yang keliatan melalui temperamen seseorang belum tentu karakter dia kan Mik?:P

depz mengatakan...

ngangguk2 baca komen mika

mantab