Senin, 25 Mei 2009

TABUR - TUAI

Ada satu hal yang menarik dari ayahku yang aku jadikan salah satu prinsip dalam melalui kehidupan ini. Yaitu prinsip untuk memberi dalam kekurangan dan kelimpahan.
Dari masa mudanya Bapak selalu menerapkan prinsip tersebut dalam hidupnya. Kadang aku dan mama berfikir Bapak terlalu bodoh, karena sifat Bapak itu terlalu kurang berhikmat menurut kami.

Aku masih ingat ketika mama protes saat Bapak memberikan teman-teman atau saudaranya hal-hal yang terbaik yang bisa ia berikan untuk mereka.
Bapak ga pernah mengajarkan kami memberikan yang terburuk, ia slalu mengajarkan bahwa apa yang terbaik yang kau miliki, berikanlah...tp jika kamu ga punya apa-apa untuk kau berikan, berdoalah...
Memang kebangkrutan Bapak beberapa kali kebanyakan diakibatkan oleh karena sikap 'murah hati' nya itu,.
Dulu aku slalu berpendapat Bapak terlalu konyol, mungkin sama seperti ketika orang-orang menilai Tuhan Yesus konyol mengorbankan diriNya di kayu salib.

Tapi beberapa kali keadaan keluarga sedang genting, aQ selalu takjub mujizat Tuhan terjadi melalui orang-orang yang pernah Bapak tolong. Orang-orang yang bahkan Bapak lupa bertemu dimana dan kapan menolongnya...
Atau malah orang-orang yang dulunya mama pikir selalu memanfaatkan sifat Bapak.

Cara Tuhan bekerja memang sungguh-sungguh penuh misteri dan unik. Setiap orang dibentuk dari pengalaman-pengalaman yang berbeda.
Hari ini mama mengaku bahwa apa yang aku lakukan tidaklah sia-sia. Dulu sifat Bapak yang menurun kepadaku ini slalu dianggap berbahaya untuk masa depanku.
Aktifitas dan kesibukanku yang berhubungan dngan dunia sosial pun membuat beberapa orang di sekitarku menilai aQ terlalu konyol. Aku memang bukan gadis kaya atau gadis populer sepopuler Luna Maya atau artis papan atas lainny yang pantas melakukan banyak hal untuk orang lain, aku hanyalah Debby yang memiliki kerinduan untuk membagikan apa yang aku miliki untuk sesamaku.
Bukan semata tentang materi, tapi kesediaan waktu untuk mendengarkan cerita mereka, bersenda gurau atau menceritakan apa yang tidak mereka lihat di luar sana.

Beberapa tahun lalu aku slalu memperhitungkan semua hal yang aku lakukan untuk Tuhan dan membandingkannya dengan harapan-harapanku yang belum tercapai. Aku selalu berfikir Tuhan tidak adil padaku. Tapi beberapa waktu belakangan ini aku merasa Dia sungguh terlalu baik dalam hidupku. Entah sudah berapa kali Tuhan menolong aku meski pertolongan datang di saat-saat terakhir, tapi pertolonganNya sungguh nyata dalam hidupku.

Aku ga merasa semua hal yang aku terima itu karena apa yang aku perbuat, kebanyakan aku slalu bersyukur karena 'ANUGERAHNYA' bukan karena IMBALANNYA.
Tapi akhir-akhir ini aku belajar satu hal penting. Memang berkat dan sebagainya bukanlah tujuan utama, tapi apa yang ditabur oleh Bapak membuahkan sesuatu yang baik dalam keluarga kami. Setidaknya banyak orang belajar tentang KASIH dari sosok bapak dalam hidupku.
Dan bukankah buah kasih itu lebih penting daripada buah pengetahuan....????

Dari sosok Bapak pula aku meyakini satu hal, memberikan yang terbaik bukanlah kebodohan tapi kebijaksanaan. Kebijaksanaan mengasihi dan menjadi seseorang yang berarti di mata Tuhan. Ketulusan hati, itulah yang terpenting....

Bukankah Tuhan tlah terlebih dulu menjadi teladan Pemberi?

JBU all!!!

0 komentar: