Minggu, 29 Maret 2009

MENANGIS

Salah satu hal yang paling manusiawi ketika seseorang berada pada satu titik dimana ia merasa begitu tak berdaya adalah MENANGIS. Bahkan hal pertama yang kita lakukan ketika kita terlahir ke dunia ini adalah MENANGIS. Tadi pagi aQ begitu terhenyak membaca cerita seorang sahabat tentang betapa sedih hatinya menghadapi suatu masalah. Sampai-sampai dia mengakui, ia begitu lemah sampai pada saat berceritapun dia ga kuasa menahan air matanya.

Sehari sebelum ini, seorang sahabat juga menangis menceritakan betapa hebat pergumulan yang dia hadapi. Masalah datang bertubi-tubi dalam hidupnya.
Dan seperti biasa.... aQ slalu menikmati setiap menit saat aku duduk dan mendengarkan kepenatan hati mereka. Meskipun aku sendiri ga tahu apa yang bisa membuat mereka menemukan solusinya. Aku menikmati saat-saat dimana aku memperoleh kekuatan yang ga pernah aku kira sebelumnya, ketika aku sendiri sedang berada pada kondisi yang ga menyenangkan.

Waktu Petrus menyadari bahwa ucapan Tuhan Yesus pada malam sebelum dia ditangkap terjadi, ia menangisi dirinya sendiri. Tapi dalam tangisnya dia pun memperoleh tekad yang kuat untuk lebih mengasihi Tuhan dengan mengabdikan hidupnya untuk menjadi seorang penginjil.
Tetapi ketika Yudas menyesali perbuatannya, ia malah mengambil tindakan bunuh diri.
Penyesalan memang selalu ada di belakang. Tetapi menyesali tanpa disertai langkah konkret untuk bangkit dari kesalahan adalah sia-sia.
Menangis adalah tanda awal seorang anak manusia untuk memulai babak baru dalam hidupnya. Seperti seorang bayi yang baru lahir. Ia menangis, tp tidak menjadi lemah karena tangisnya.

Jadi ketika aku melihat seorang sahabat menangis karena setiap pergumulan, fitnahan, bahkan badai dan petir yang menyambar kehidupannya, aku slalu percaya...ia sedang memasuki sebuah babak baru dalam hidupnya yang akan menentukan masa depannya.
Ketika ia memutuskan untuk bertahan dan tetap berpengharapan sama Tuhan, maka kapasitasnya akan semakin bertambah. Seperti Petrus.
Tetapi ketika ia menyerah dan terus-menerus larut dalam pergumulannya itu, ia akan kalah dan berakhir seperti Yudas.

Life is choice...
Pilihan-pilihanmu akan menentukan akan menjadi apa kamu nantinya. Maka mulailah bijaksana memutuskan untuk memulai hal yang bermanfaat untuk hidupmu.
Ingat teman, hidupmu bukan untuk harta atau jabatan apapun di dunia ini, tapi untuk menyenangkan hati Tuhan.

So fight with your problem guys!!!!

CIAYOU!!!!!!!!

1 komentar:

CheezCo mengatakan...

Kalau bicara tentang bijaksana dalam mengambil keputusan, aku punya pengalaman tentang itu.

Semua orang pasti pernah ngalamin keputusan yang salah. Dan sudah pasti MENYESAL!

Tapi aku memutuskan untuk ambil keputusan bahwa aku ga mau MENYESAL. Itulah tahap awal memperbaiki kesalahan2 kita yang dulu, akibat pernah mengambil keputusan yang salah.

Selanjutnya, cobalah untuk doa dan mempertimbangkan semuanya sebelum ambil keputusan. Nasehat orang-orang terdekat juga diperlukan loh. Itu juga penting!

Aku pernah dibilang plin plan karena teman2ku merasa aku terlalu lama mengambil keputusan. Tapi pada akhirnya, aku sendiri yang tenang, karena ternyata aku mengambil keputusan yang TEPAT!

Jangan hidup dalam penyesalan, rugiin diri sendiri! Bangkit dan jangan buat keputusan yang salah lagi, apalagi sampai bisa merugikan diri sendiri.

Deb, tulisannya bagus! Keep it up! Semoga bisa menginspirasi orang banyak dengan tulisan2mu. God Bless!