Minggu, 21 Juni 2009

JANJI

Aku emang belum pernah mengucapkan janji pernikahan suci di hadapan Tuhan dan majelis gereja. Tapi aku pernah mengikat janji untuk setiapada Yesus....
Waktu aku beranjak dewasa, aku mengenal dan memilih untuk setia padaNya...

Akhir-akhir ini banyak temen-temen datang dan bercerita tentang betapa berat pergumulan yang mereka hadapi hari hari ini. Aku juga baru-baru ini mengalami posisi seperti kebanyakan teman-temanku ceritakan, dan Puji Tuhan... aku diberi pencerahan atas semua hal yang aku alami.
Bukan penyelesaian nyata tapi bagaimana aku menyelesaikan apa yang tidak beres dalam hatiku.

Terkadang manusia slalu menyalahkan dirinya akan semua hal yang menimpanya, tapi ga menyelesaikan masalah itu. Memang kita siapa bisa selesaikan masalah2 kita?
'Aku terlalu sombong, makanya Tuhan ijinkan ini terjadi...' seperti kata2 ini, seperti itulah kira-kira bagaimana manusia menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang menimpa hidupny
Ga salah sih teman, cuma pada akhirnya aku merasa ucapan itu ga penting kita ucapkan...
Ketika kita sungguh-sungguh merasa bersalah sama apa yang menimpa kita , seharusnya kita ga menambah kesedihan Tuhan yang harus melihat kita sibuk menyesali diri tanpa berbalik dari kesalahan kita itu....

Pilihan mengikut Yesus itu hampir sama dengan seorang wanita yang memilih pasangan hidup. Memutuskan memilih Mempelai yang memilih kita siap menanggung apapun ga hanya suka tapi juga duka...
Ketika kita dalam keadaan suka kita tetep mencintai Dia, ketika kita dalam duka kita sering melupakan Dia...
egois banget yah kita????

Kalo pernah menyatakan 'Yesus dalamku dan aku dalam Dia' seharusny kita juga paham, bahwa ketika kita bersedih Yesuspun menangis bersama kita...
Tapi ketika kita menyerah, Dia tetap menanti kita untuk kembali bersemangat...

Hari ini satu orang teman menyatakan penyerahan total pergumulan dan kehidupannya dalam tangan Tuhan. Sama spt yang aku alami, betapa ketika aQ bener-bener mengakui kelemahan dan ketidakberdayaanku di hadapanNya, saat itulah aku tidak lagi menjadi angkuh dan sombong. Saat itulah aQ menyadari bahwa aku sudah terlalu sombong...
Kita terlalu sering ambil bagiannya Tuhan, baik dalam pergumulan kita maupun dalam pergumulan orang2 d sekitar kita. Seberapa kuat kita ???

Janjinya seperti Fajar pagi hari.... jika kau percaya, mengapakah dirimu gusar???


Jbu

0 komentar: